This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday, December 31, 2015

6 Tempat Seru Untuk Rayakan Malam Tahun Baru 2016

6 Tempat Seru Untuk Rayakan Malam Tahun Baru 2016 - Wah, tak terasa ya pemirsah hari ini sudah penghujung tahun 2015. Beberapa jam lagi kita akan memasuki pergantian tahun, yaitu 2016. Nah, mungkin kalian lagi bingung mencari tempat wisata untuk merayakan malam tahun baru nanti. Gag usah bingung, mimin punya rekomendasi tempat seru dan menarik yang bisa kalian kunjungi untuk merayakan pergantian tahun 2015. 

uniqpost.com
1. Bali

Sudah tak bisa dipungkiri, Bali selalu menyedot minat publik untuk berwisata, termasuk merayakan tahun baru. Di pantai-pantai Bali biasanya diadakan sejumlah pesta yang tentunya sangat semarak dengan dentuman musik yang heboh. Tak hanya itu saja, suasana tahun baru juga akan lebih romantis dan menyenangkan sambil melihat keindahan Pulau Dewata. 

2. Bukit Bintang, Yogyakarta

Malam pergantian tahun identik dengan pesta kembang api. Nah, jika kalian ingin menyaksikan semaraknya kembang api, cobalah mampir ke Bukit Bintang, Yogyakarta. Tempat ini merupakan titik yang cukup tinggi, sehingga kalian bisa menyaksikan sinaran kembang api yang berpadu dengan gemerlap lampu kota yang indah.

3. Gili Trawangan, Lombok

Selain Bali, kalian juga bisa mencari alternatif tempat wisata lainnya yang gak kalah seru. Salah satunya adalah Gili Trawangan, Lombok. Disana terdapat banyak tempat nongkrong yang asyik untuk menghabiskan penghujung tahun. 

4. Bandung

Menghabiskan malam tahun baru di Bandung bisa menjadi pilihan yang tepat. Bandung memiliki banyak tempat seru untuk merayakan malam tahun baru, diantaranya alun-alun Bandung, kawasan Dago, Ciwidey, Lembang, dan Jembatan Pasupati.

5. Surabaya

Tak hanya Bandung, Surabaya juga memiliki tempat asyik yang tak boleh dilewatkan. Tempat seru untuk menghabiskan malam pergantian tahun salah satunya adalah Jalan Tunjungan. Biasanya di tempat tersebut diadakan Car Free Night yang dimeriahkan dengan berbagai acara seperti aneka pentas, kreasi anak muda, dan tak ketinggalan kuliner lezat yang bisa dinikmati.

6. Jakarta

Tak bisa pergi ke luar kota saat merayakan tahun baru? Tak perlu khawatir, di Jakarta pun banyak tempat seru untuk menikmati malam pergantian tahun. Cobalah untuk berkeliling Jakarta seperti Monas, Ancol, dan Bundaran HI. Biasanya di tempat-tempat tersebut sangat ramai saat malam tahun baru.

Nah, sekian dulu rekomendasi 6 Tempat Seru Untuk Rayakan Malam Tahun Baru 2015. Semoga bermanfaat pemirsahhhh... Happy New Year... ^_^

Source : boomee.co

Wednesday, December 2, 2015

Pura Batukaru: Tempat Suci di Lereng Gunung Batukaru Bali

Pura Batukaru adalah sebuah tempat suci Hindu yang terletak tepat di lereng gunung Batukaru Bali, selain sebagai tempat untuk bersembahyang yang sangat di sucikan oleh masyarakat Hindu Bali, Pura Batukaru juga terkenal sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Bagi anda yang sedang liburan di Bali, mungkin bisa mencoba merasakan suasana tenang, damai serta segarnya udara pegunungan dengan mengunjungi obyek wisata Pura Batukaru ini.

Konten
Sejarah Pura Luhur Batukaru
Upacara Piodalan Pura Batukaru
Peta Lokasi Pura Batukaru

Pura Batukaru terletak di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Kurang lebih 46 Kilometer dari kota Denpasar, lokasi Pura Luhur Batukaru terletak di bagian barat Pulau Bali di lereng selatan Gunung Batukaru. Kemungkinan besar nama Pura Batukaru diambil dari nama Gunung Batukaru itu sendiri. Pura Luhur Batukaru adalah selain sebagai tempat suci agama Hindu juga sebagai salah satu objek wisata yang sangat digemari oleh wisatawan yang ingin menikmati kesegaran dan kedamaian yang terdapat di kawasan Pura Batukaru ini, biasanya wisatawan akan mengunjungi pura Batukaru setelah/sebelum mereka mengunjungi tempat wisata sawah terasering Jatiluwih karena letak kedua objek wisata ini tidak terlalu jauh. di kawasan Pura Batukaru ini kita tidak akan menjumpai toko-toko suvenir, warung ataupun artshop seperti tempat wisata lainnya sehingga di kawasan Pura Batukaru ini memang sebuah tempat yang jauh dari kebisingan dan kesuciannya selalu dijaga oleh masyarakat Bali. Wisatawan yang ingin mengunjungi Pura Luhur Batukaru ini harus menggunakan pakaian yang sopan agar kesucian pura tetap terjaga.

Pura yang lain untuk dikunjungi di Kabupaten Tabanan

Pura Batukaru kemungkinan sebelumnya sudah dijadikan tempat pemujaan dan tempat bertapa oleh tokoh-tokoh spiritual di daerah Tabanan dan Bali pada umumnya. Pandangan tersebut didasarkan pada adanya penemuan sumber-sumber air dengan berbagai jenis arca Pancuran. Dari adanya sumber-sumber mata air tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah ini pernah dijadikan tempat untuk bertapa bagi para pertapa (Wanaprastin) untuk mencari kedamaian hidupnya.

Pura Luhur Batukaru Temple, Bali - Indonesia
Pura Batukaru (Watukaru)

Sejarah Pura Luhur Batukaru

Informasi tentang sejarah Pura Luhur Batukaru ini sangat minim dan belum diketahui pasti siapa pendiri dan kapan berdiri nya, tetapi Pura Batukaru ini termasuk di dalam salah satu dari enam pura utama (Sad Kahyangan) di pulau Bali seperti yang disebutkan di dalam Lontar Kusuma Dewa. Pura Luhur Batukaru sudah ada pada abad ke-11 Masehi, sezaman dengan Pura Besakih, Pura Lempuyang Luhur, Pura Goa Lawah, Pura Luhur Uluwatu, dan Pura Pusering Jagat. Penggagas pembentukan dari Sad Kahyangan adalah Mpu Kuturan.

Setelah keberadaan Pura Batukaru pada abad ke-11 tersebut kita tidak mendapat keterangan dengan jelas bagaimana keadaan pura tersebut. Baru pada tahun 1605 Masehi ada keterangan dari kitab Babad Buleleng. Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa Pura Luhur Batukaru pada tahun tersebut di atas dirusak oleh Raja Buleleng yang bernama Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.

Dalam kitab babad tersebut diceritakan bahwa Kerajaan Buleleng sudah sangat aman dan tidak ada lagi musuh yang berani menyerangnya. Sang Raja ingin memperluas wilayahnya ke daerah Tabanan. Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti dalam perjalanan menuju ke Tabanan bertemu dengan daerah Batukaru yang merupakan wilayah daerah Kerajaan Tabanan. Ki Gusti Ngurah Panji Sakti bersama prajuritnya kemudian merusak Pura Luhur Batukaru tersebut. Ketika Ki Panji Sakti dan prajuritnya merusak Pura Batukaru tiba-tiba datang ribuan tawon yang ganas menyerang dan menyengat mereka. Ki Panji Sakti beserta prajuritnya diserang habis-habisan oleh tawon yang ganas itu, kemudian Ki Panji Sakti dan prajurit nya mundur dan membatalkan niatnya untuk menyerang kerajaan Tabanan. Berkat ulah Ki Panji Sakti dan prajuritnya tersebut maka bangunan pelinggih Pura Batukaru rusak total dan tinggal puing-puing saja.

Baru kemudian pada tahun 1959 Pura Luhur Batukaru mendapat perbaikan sehingga bentuknya seperti sekarang ini. Pada tahun 1977 secara bertahap barulah ada perhatian dan bantuan dari pemerintah daerah dan sampai sekarang keadaan dan kondisi Pura Batukaru sudah semakin baik. Di Pura Luhur Batukaru ini selain terdapat bangunan utama, di sebelah timur nya juga terdapat sumber mata air yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang berlokasi di dalam pura (jeroan) yang dipergunakan khusus untuk memohon air suci (tirtha) untuk keperluan upacara dan bagian yang kedua adalah untuk kepentingan mandi dan cuci muka sebagai pembersihan diri sebelum melakukan persembahyangan.

Di pura ini Dr. R. Goris, seorang ahli ilmu arkeologi, pernah mengadakan penelitian pada tahun 1928. Goris banyak menjumpai patung-patung yang jenisnya serupa dengan patung yang terdapat di Pura Goa Gajah yaitu patung yang mengeluarkan pancuran air dari pusarnya. Bedanya patung yang terdapat di Goa Gajah itu dalam posisi berdiri, sedangkan yang di Pura Batukaru dalam posisi duduk bersila. Menurut Goris, patung yang terdapat di Batukaru sejaman dengan patung yang terdapat di Pura Goa Gajah.Bangunan suci (Pelinggih) utama di Pura Batukaru adalah berbentuk Candi bukan Meru seperti kebanyakan pura yang ada di Bali. Ini sangat jelas dipengaruhi oleh arsitektur Jawa Timur dan India.

Upacara Piodalan Pura Batukaru

Pujawali atau Upacara piodalan di pura ini jatuh setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Kamis, Wuku Dungulan (kalender Bali), satu hari setelah hari raya Galungan. Suatu hal yang unik di Pura Luhur Batukaru adalah pada saat proses upacara dilakukan dan upacara besar lainnya tidak pernah dipimpin oleh Pendeta/Pedanda. Upacara hanya dipimpin oleh Pemangku yang disebut Jero Kubayan.

Bagi mereka yang ingin sembahyang ke Pura Luhur Batukaru sangat direkomendasikan terlebih dahulu untuk bersembahyang di Pura Jero Taksu. Pura Jero Taksu terletak agak jauh dari Pura Batukaru.Tujuan persembahyangan di Pura Jero Taksu adalah untuk memohon agar proses sembahyang yang akan dilakukan nanti di Pura Luhur Batukaru akan mendapatkan keberhasilan dan tanpa rintangan. Pura Taksu ini merupakan bagian dari Pura Luhur Batukaru. Setelah itu barulah kemudian menuju ke pancuran dari mata air yang letaknya di bagian tenggara dari pura utama namun tetap berada dalam areal Pura Batukaru.

Pancuran dari mata air ini adalah bertujuan untuk menyucikan diri kita dengan berkumur, cuci muka dan cuci kaki, kemudian dilanjutkan dengan bersembahyang di Pelinggih yang ada di mata air tersebut sebagai tanda penyucian lahir batin (Skala dan Niskala) sebagai syarat utama agar pemujaan dapat dilakukan dengan jasmani dan rohani yang bersih dan suci.

Pura Luhur Batukaru adalah pura sebagai tempat memuja Tuhan dalam manifestasi-NYA sebagai Dewa Mahadewa. Karena fungsinya untuk memuja Tuhan sebagai Dewa yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan mempergunakan air secara benar, maka di Pura Batukaru ini disebut sebagai pemujaan Tuhan sebagai Ratu Hyang Tumuwuh (sebutan Tuhan sebagai yang menumbuhkan).

Pura Batukaru juga adalah sebagai Pura Padma Bhuwana yaitu sembilan pura yang terdapat di sembilan penjuru Pulau Bali. Pura Padma Bhuwana sebagai lambang pemujaan Tuhan yang ada di mana-mana di sembilan penjuru alam semesta. Tidak ada bagian alam semesta ini tanpa kehadiran Tuhan. Keberadaan Tuhan seperti itulah yang diekspresikan di sembilan pura di Pulau Bali.

Peta Lokasi Pura Batukaru

Lokasi Peta Pura Batukaru Bali oleh Google Maps



References: Babad Bali
Permalinks: Pura Batukaru: Tempat Suci di Lereng Gunung Batukaru Bali | Bali Glory

Monday, August 31, 2015

Tanah Lot: Pura di atas Karang Laut & View Indah Sunset Bali

Pura Tanah Lot atau juga disebut Pura Luhur Tanah Lot adalah sebuah tempat suci agama Hindu yang mempunyai keindahan yang natural, berdiri di tepi pantai di atas sebuah batu karang laut yang kokoh dan kuat, tempat wisata Tanah Lot pada saat sunset atau matahari terbenam adalah pemandangan yang terbaik dan sangat indah yang bisa kita nikmati ketika mengunjungi salah satu tempat/obyek wisata favorit yang terkenal di Pulau Bali ini dan akan menjadikan liburan Bali anda tidak terlupakan dan penuh kesan. Tempat suci ini adalah salah satu dari Pura Kahyangan Jagat, pura yang sangat sakral dan suci serta sangat dijaga kesucian dan kelestariannya oleh masyarakat Pulau Dewata.

Tanah Lot berasal dari kata "Tanah" yang artinya tanah dan "Lot" (Lod) yang artinya laut, karena letaknya di laut atau di pantai seperti mengambang ketika air laut pasang maka dapat diartikan Tanah Lot berarti sebuah Tanah atau Pulau yang terletak di laut, oleh karena itu orang-orang pun menyebutnya Tanah Lot.

Pura Tanah Lot berlokasi di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, di pesisir selatan pulau Bali kurang lebih 25 kilometer dari Kota Denpasar. Pura Tanah Lot terletak di atas batu karang laut besar menghadap ke samudra Hindia. Tempat ibadah ini adalah sebuah pura Hindu yang dibangun untuk memuja Tuhan dalam manifestasi-NYA sebagai Dewa Laut atau Dewa Baruna untuk keselamatan dan kesejahteraan dunia serta keseimbangan antara laut dan bumi.

Konten
Sejarah Pura Tanah Lot
Upacara atau Piodalan Pura Tanah Lot
Ular Suci Tanah Lot dan Mitos
Pemandangan Sunset dan Waktu Terbaik Mengunjungi Tanah Lot
Peta dan Lokasi

Sejarah Pura Tanah Lot

Sejarah berdirinya Pura Tanah Lot sangat erat kaitannya dengan perjalanan suci dari Blambangan (pulau Jawa) ke Pulau Bali dari seorang pendeta suci yang bernama DangHyang Nirartha untuk menyebarkan agama Hindu di pulau dewata, masyarakat juga menyebut Beliau dengan sebutan DangHyang Dwijendra atau Pedanda Sakti Wawu Rauh. Pemimpin (Raja) di Bali pada saat itu adalah Raja Dalem Waturenggong sekitar abad ke-16 Masehi.

Di dalam Dwijendra Tatwa di jelaskan suatu ketika Dang Hyang Nirartha kembali ke Pura Rambut Siwi dalam perjalanannya ke pulau Bali, dimana Beliau pertama kali tiba di Bali dari Blambangan pada tahun Saka 1411 atau 1489 Masehi, Beliau telah berhenti di Pura Rambut Siwi ini. Ketika berada di Pura ini untuk beberapa saat, kemudian Beliau melanjutkan perjalanannya menuju Timur (Purwa) dan sebelum meninggalkan tempat itu Beliau menyempatkan diri untuk melakukan upacara "Surya Cewana" dengan masyarakat disekitar sana, setelah memercikkan air suci (tirtha) kepada masyarakat yang ikut bergabung dalam persembahyangan kemudian Beliau meninggalkan pura dan berjalan melanjutkan perjalanan ke Timur, perjalanan Beliau melewati pesisir pantai selatan pulau Bali dan diikuti oleh beberapa pengikut setia Beliau.

Pura Tanah Lot dan Sunset Bali - Indonesia
Foto credit: Komang Gede via Flickr

Di dalam perjalanan suci ini Dang Hyang Nirartha sangat menikmati dan kagum dengan keindahan pesisir pantai selatan Bali dengan keindahan yang alami yang sangat menarik. Beliau membayangkan bagaimana kebesaran Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) telah menciptakan dunia dan beserta isinya untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam hati Beliau terbisik bahwa tugas seluruh makhluk hidup di dunia khususnya manusia untuk berterima kasih dan menjaga apa yang telah diciptakan-NYA.

Setelah melakukan perjalanan yang panjang akhirnya Dang Hyang Nirartha tiba dan berhenti di sebuah pantai yang terdapat batu karang dan juga terdapat mata air, batu karang itu disebut Gili Beo, "Gili" artinya pulau kecil dan "Beo" artinya burung, jadi Gili Beo berarti pulau kecil yang menyerupai burung. Pada waktu itu di kawasan Desa Beraban ini di pimpin oleh Bendesa Beraban Sakti, kemudian di tempat inilah DangHyang Nirartha berhenti dan beristirahat, tidak lama Beliau beristirahat datanglah para nelayan yang ingin bertemu dengan Beliau dan membawakan beberapa persembahan untuk Beliau, dan setelah senja tiba mereka memohon kepada Beliau untuk bermalam di rumah mereka, tetapi permohonan mereka ditolak oleh Beliau dan Beliau lebih memilih untuk bermalam di Gili Beo karena di tempat ini Beliau bisa menikmati udara yang segar dengan pemandangan yang indah dan bisa melepaskan pandangan ke segala arah. Pada malam hari sebelum Beliau beristirahat, Beliau menyempatkan diri untuk mengajarkan agama dan moral kepada masyarakat yang datang kepada Beliau, tetapi kehadiran Dang Hyang Nirartha ini tidak disukai oleh Bendesa Beraban Sakti, karena ajaran-ajarannya tidak sesuai dan tidak searah dengan ajaran-ajaran dari Dang Hyang Nirartha dan ini membuat Bendesa Beraban Sakti menjadi marah dan dia mengundang pengikut-pengikutnya untuk mengusir DangHyang Nirartha dari kawasan itu, kemudian untuk memproteksi diri Beliau dari agresi Bendesa Beraban Sakti akhirnya dengan kekuatan supranatural Beliau kemudian Gili Beo dipindahkan agak ketengah ke laut dan Beliau menciptakan ular dari selendang yang Beliau pakai untuk menjaga Gili Beo agar selalu aman dari serangan-serangan jahat. Kemudian setelah kejadian itu Gili Beo berubah nama menjadi Tanah Lot (Tanah di laut), setelah melihat keajaiban dari DangHyang Nirartha akhirnya Bendesa Beraban Sakti menyerah dan kemudian dia menjadi pengikut setia Beliau untuk melanjutkan mengajarkan agama Hindu kepada masyarakat, dan untuk jasanya itu Dang Hyang Nirartha memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban Sakti sebelum Beliau melanjutkan perjalanan suci nya (Keris adalah sebuah belati asimetris khas dari Indonesia yang dipakai sebagai senjata dan juga objek spiritual, keris sering dianggap memiliki kekuatan magis. Awal keris dikenal atau dibuat pada sekitar abad 1360 Masehi dan mungkin menyebar dari pulau ke pulau di seluruh Asia Tenggara). Keris yang diberikan kepada Bendesa Beraban Sakti disebut Jaramenara atau keris Ki Baru Gajah, sampai sekarang keris itu disimpan dengan baik dan sucikan di Puri Kediri. Pada saat itu DangHyang Nirartha menyarankan kepada masyarakat untuk membuat pura (parahyangan) di Tanah Lot karena menurut getaran suci dan bimbingan supranatural Beliau di tempat ini adalah sebuah tempat yang sangat baik untuk memuja Tuhan, dari tempat ini kemudian masyarakat bisa menyembah kebesaran Tuhan dalam manifestasi-NYA sebagai Dewa Laut untuk keselamatan dan kesejahteraan dunia.

Terdapat 8 pura suci yang ada disekitar area Tanah Lot, masing-masing dengan fungsi dan tujuan sendiri.

  1. Pura Penataran - berlokasi di bagian utara dari Pura Tanah Lot, pura untuk memuja Tuhan dan manifestasi-NYA untuk kebahagiaan dan kesejahteraan.
  2. Pura Penyawang - berlokasi di bagian barat dari Pura Penataran, ini adalah tempat alternatif untuk bersembahyang karena pada saat air laut pasang orang-orang yang ingin bersembahyang tidak bisa naik dan masuk ke Pura Tanah Lot.
  3. Pura Jero Kandang - berlokasi sekitar 100 meter di sebelah barat Pura Penyawang, pura ini dibangun untuk memohon kepada Tuhan agar diberikan kesejahteraan dan keselamatan bagi ternak dan tanaman.
  4. Pura Enjung Galuh - berlokasi dekat dengan Pura Jero Kandang, pura ini dibangun untuk memuja Dewi Sri untuk kesuburan tanah dan pertanian.
  5. Pura Batu Bolong - berlokasi sekitar 100 meter disebelah barat Pura Enjung Galuh, pura ini digunakan pada saat upacara Melasti atau upacara penyucian.
  6. Pura Batu Mejan - berlokasi kurang lebih 100 meter pada bagian barat Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan juga disebut Pura Beji. Beji berarti mata air dalam bahasa Bali, masyarakat percaya bahwa air suci dari mata air ini bisa menyucikan segala sesuatu dari keburukan atau unsur-unsur negatif.
  7. Monumen Tri Antaka - Monumen ini dibuat untuk menghormati 3 pahlawan Bali, yaitu: I gusti Ketut Kereg, I Wayan Kamias dan I Nyoman Regug, yang telah berperang untuk mempertahankan pulau Bali dari penjajah tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pada Juni 1946 di kawasan Tanah Lot.
  8. Pura Pakendungan - Berlokasi di bagian Barat kira-kira 300 meter dari Pura Tanah Lot. Di Pura Pekendungan inilah tempat dimana Dang Hyang Nirartha bermeditasi dan juga ditempat inilah keris sakti Jaramenara diberikan kepada Bendesa Beraban Sakti.

Pada tahun 1980, bagian pinggir karang Pura Tanah Lot terkikis karena mengalami abrasi dan menjadikan area di tempat suci ini berbahaya bagi keselamatan pengunjung dan pemedek (Pemedek: orang-orang yang ingin bersembahyang di pura). Maka dilakukanlah proyek yang didukung oleh pemerintah Jepang dan Jerman untuk menanggulangi hal ini dan untuk menjaga pura yang bersejarah ini agar tetap berdiri kokoh di atas batu karang laut.

Pura yang lainnya yang terdapat di Kabupaten Tabanan

Upacara atau Piodalan Pura Tanah Lot

Upacara Piodalan Pura Tanah Lot Temple
Tanah Lot Temple Anniversary

Upacara di Pura Tanah Lot (Upacara di pura dalam bahasa Bali disebut Piodalan/Pujawali) dilaksanakan atau diadakan setiap 210 hari (6 bulan) menurut kalender Bali/kalender Saka, piodalan di pura Tanah Lot jatuh pada hari Buda Wage Langkir, 4 hari setelah Hari Raya Kuningan. Sebelum pemedek memasuki pura, mereka pertama-tama harus bersembahyang di Beji Kaler, Tanah Lot: Bali: Pura di atas Karang Laut & View Indah Sunset Beji Kaler adalah sebuah mata air suci yang berada tepat dibawah Pura Tanah Lot. Sebelum mereka memasuki pura utama, mereka harus bersembahyang dan meminum dan membasuh wajah mereka dengan air yang diambil dari mata air suci Beji Kaler ini dengan tujuan agar jiwa dan pikiran mereka bersih sebelum masuk dan melakukan persembahyangan di Pura Luhur Tanah Lot. Selama upacara/piodalan di Pura Tanah Lot, masyarakat Bali khususnya yang beragama Hindu akan datang untuk melakukan persembahyangan agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan, bahkan banyak dari mereka juga datang dari daerah lain di Indonesia. Upacara di Pura Tanah Lot dilakukan/diadakan (Nyejer) selama 3 hari.

Ular Suci Tanah Lot dan Mitos

Mitos dan Ular Suci Tanah Lot
Ular Suci Pura Tanah Lot

Keunikan dari Tanah Lot adalah terkait dengan mitos dari masyarakat setempat tentang ular suci yang ada di Pura Tanah Lot, ular suci Tanah Lot dipercaya sebagai penjaga dan penyelamat dari Pura Tanah Lot dari serangan-serangan jahat yang mengganggu kesucian pura. Jenis ular itu dari bahasa Latin bernama Bungarus Candidus, ular laut yang sangat berbisa dan berbahaya, pada tubuhnya mempunyai warna hitam dan putih melingkar. Ular suci ini akan menyerang siapa saja yang ingin berbuat jahat dan ingin merusak keberadaan dan kesucian Pura Tanah Lot, tetapi meskipun begitu ular suci ini akan tetap diam dan tenang di dalam goa yang terdapat di sudut karang yang ada di dekat Pura Tanah Lot, bahkan pengunjung pun bisa menyentuh dan mengelus-elus ular suci ini tanpa khawatir akan serangan balik dari ular ini dan tentu saja kita akan ditemani oleh seseorang yang mengerti akan karakter dari ular suci ini. Masyarakat setempat juga mempercayai dengan menyentuh ular suci ini sambil berdoa maka apa yang kita inginkan akan terkabulkan, sebuah mitos yang boleh dipercaya atau tidak.

Pemandangan Sunset dan Waktu Terbaik Mengunjungi Tanah Lot

Tanah Lot adalah daerah tujuan wisata yang sangat terkenal di dunia, dan menjadi salah satu obyek wisata terbaik di pulau Bali serta salah satu tempat wisata favorit untuk menikmati keindahan sunset/matahari tenggelam di pulau dewata. Setiap hari objek wisata ini dikunjungi oleh ribuan wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Banyak turis/wisatawan bertanya jam berapa sunset di Tanah Lot? untuk bisa menikmati keindahan Pura Tanah Lot dengan pemandangan sunset view yang keren, direkomendasikan mengunjungi Tanah Lot pada senja atau sore hari dengan cuaca yang cerah, dari sekitar jam 4 sore sampai jam 7 petang/malam adalah waktu yang terbaik untuk mengunjungi Tanah Lot karena pada jam-jam itu dengan cuaca yang cerah kita bisa menikmati keindahan sunset/matahari terbenam yang spektakular. Selain itu pengunjung juga bisa berjalan-jalan dan berada dekat dengan batu karang dari areal pura pada saat air laut surut, tetapi sangat berbahaya dan tidak dianjurkan melakukan hal itu pada air laut pasang. Tempat wisata Tanah Lot juga sangat cocok dijadikan sebagai liburan keluarga, dalam kawasan ini juga terdapat fasilitas yang memadai seperti hotel, restoran, sunset teras, Tanah Lot cultural park, toko suvenir, tempat parkir yang luas, fasilitas emergensi, fasilitas keamanan sekuriti (security), toilet, tempat bersantai dan juga pusat informasi.

Peta dan Lokasi

Lokasi dan Peta Tanah Lot, Bali oleh Google Maps

Referensi : Situs resmi Tanah Lot
Permalink: Tanah Lot: Pura di atas Karang Laut & View Indah Sunset Bali | Bali Glory

Saturday, August 22, 2015

Alas Kedaton: Suaka Alam Hutan Monyet/Kera Sakral Bali

Hutan monyet Alas Kedaton adalah salah satu suaka alam hutan kera yang terkenal di pulau Bali, mempunyai luas kurang lebih 6.4 hektar yang dihuni oleh ratusan kera dan kelelawar besar (kalong). Nama Alas Kedaton diambil dari kata "alas" yang berarti hutan/rimba dan "kedaton" yang artinya istana (keraton), hutan kera Alas Kedaton terletak di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, kurang lebih 35 kilometer ditempuh dari Kota Denpasar. Hutan Kedaton adalah sebuah hutan hujan kecil yang merupakan hutan monyet yang sakral dan sangat dijaga oleh masyarakat Pulau Dewata.

Konten
Monyet/Kera di Hutan Alas Kedaton
Pura Alas Kedaton
Peta Hutan Kera/Monyet Alas Kedaton

Monyet/Kera di Hutan Alas Kedaton

Spesies kera/monyet yang ada di pulau Bali dan juga yang menghuni hutan Alas Kedaton adalah berjenis crab-eating macaque (bahasa latin nya adalah Macaca Fascicularis) juga disebut long-tailed macaque. Jenis monyet ini adalah merupakan penghuni asli primata cercopithecine di Asia Tenggara, monyet ini juga disebut sebagai monyet cynomolgus di laboratorium, dan memiliki sejarah yang panjang bersama manusia. Mereka juga dianggap sebagai hama pertanian, sebagai hewan suci di beberapa kuil dan pura, dan juga sebagai subjek percobaan medis. Kera jenis ini hidup dalam kelompok sosial matrilineal dengan dominasi hirarki betina di alam liar, dan anggota jantan akan meninggalkan kelompok mereka ketika mencapai pubertas/dewasa.

Hutan monyet Alas kedaton - hutan kera - monkey forest - obyek wisata
Hutan Monyet Alas Kedaton, Bali

Monyet jenis ini ketika dewasa mempunyai panjang tubuh yang bervariasi antara 38-55 cm (15-22 inchi) dengan lengan dan kaki yang relatif pendek. Kera yang berkelamin jantan jauh lebih besar dari yang betina, dengan berat 5-9 kilogram dibandingkan dengan yang betina antara 3-6 kg Alas Kedaton: Bali: Suaka Alam Hutan Monyet/Kera Sakral. Mempunyai ekor lebih panjang daripada tubuh nya, biasanya antara 40-65 cm (16-26 inchi) yang digunakan untuk keseimbangan ketika mereka melompat dengan jarak hingga 5 meter (16,4 kaki). Bagian atas tubuh nya berwarna coklat gelap dengan coklat muda keemasan. Bagian bawah berwarna abu-abu muda dengan abu-abu gelap/coklat pada bagian ekor. Kera jenis ini memiliki rambut yang kadang-kadang berbentuk garis puncak pendek dari kepala ke belakang sampai pada punggung nya. Kulit mereka hitam pada kaki dan telinga, sedangkan kulit di moncong adalah warna merah muda keabu-abuan. Kelopak mata sering memiliki tanda putih menonjol dan kadang-kadang ada bintik-bintik putih di telinga. Pada jantan memiliki karakteristik kumis dan pipi kumis, sementara pada betina hanya memiliki kumis pipi. Monyet ini memiliki kantong pipi yang mereka gunakan untuk menyimpan makanan saat mencari makan. Pada betina tidak menunjukkan pembengkakan perineum.

Pura Alas Kedaton

Pura Alas Kedaton - tempat wisata - pulau dewata
Pura Alas Kedaton, Bali

Pura Alas Kedaton adalah sebuah pura Hindu yang dibangun pada zaman megalitikum kuno, yang terletak di tengah-tengah hutan monyet Alas Kedaton. Pura Alas Kedaton sendiri dibangun oleh Mpu Kuturan pada masa pemerinthan Raja Sri Masula Masuli di pulau dewata tahun 1178 - 1255 Masehi.

Hutan kera Alas Kedaton adalah sebuah hutan monyet yang sangat terkenal diantara hutan-hutan kera di Bali serta menjadi tujuan dan tempat wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun internasional. Tempat ini banyak dikunjungi wisatawan terutama pada saat liburan umum atau liburan sekolah. Pengunjung biasanya akan ditemani oleh guide lokal yang tahu daerah di sekitar hutan untuk memandu wisatawan melihat-lihat sekeliling pura dan area hutan Alas Kedaton. Kera-kera yang ada di hutan Kedaton sangat ramah kepada pengunjung tetapi meskipun begitu pengunjung tetap disarankan agar tetap berhati-hati terhadap barang bawaan mereka dan tidak berada terlalu dekat dengan monyet-monyet karena mereka juga akan bisa menyerang ketika mereka merasa terganggu. Tidak jauh dari hutan kera ini juga terdapat fasilitas lainnya seperti tempat bermain untuk anak-anak, tempat parkir yang luas dan kios-kios yang menjual cinderamata untuk oleh-oleh.

Peta Hutan Kera/Monyet Alas Kedaton

Lokasi dan Peta Hutan Monyet/Kera Alas Kedaton oleh Google Maps

Referensi : Alas Kedaton, Crab-eating macaque
Permalink: Alas Kedaton: Suaka Alam Hutan Monyet/Kera Sakral Bali

Thursday, August 6, 2015

Alas Kedaton: Pura Sakral Di Tengah Hutan Monyet/Kera Bali

Pura Alas Kedaton adalah sebuah pura Hindu yang sakral peninggalan dari zaman megalitikum kuno di Pulau Bali. Pura Alas Kedaton terletak di tengah-tengah hutan monyet/hutan kera Alas Kedaton, tepatnya di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Pura Dalem Kahyangan Kedaton ini terletak sekitar 35 kilometer dari Kota Denpasar Bali.

Konten
Sejarah Pura Alas Kedaton
Bangunan Suci dan Patung
Upacara (Piodalan)
Hutan Monyet/Kera
Pariwisata
Peta

Sejarah Pura Alas Kedaton

Pura Alas Kedaton
Pura Alas Kedaton Tabanan Bali

Pura Alas Kedaton dibangun oleh Mpu Kuturan atau Mpu Rajakertha pada masa pemerintahan Raja Sri Masula Masuli di pulau dewata, menurut prasasti desa Sading, Mengwi, Kabupaten Badung, menyebutkan bahwa Raja Sri Masula Masuli mulai memerintah di pulau Bali pada tahun Saka 1100 (1178 Masehi). Prasasti tersebut memakai tahun Saka 1172 (1250 Masehi) yang juga menyebutkan bahwa Raja Sri Masula Masuli berkuasa di pulau Bali selama 77 tahun, yang berarti pemerintahannya berakhir pada tahun Saka 1177 atau 1255 Masehi. Posisi pura Alas Kedaton menghadap ke barat dan memiliki 4 pintu gerbang Alas Kedaton: Bali: Pura Sakral Di Tengah Hutan Monyet/Kera sebagai pintu masuk dan keluar, pura ini memiliki halaman yang unik, pada posisi halaman dalam/utama (di Bali disebut Jeroan atau Utama Mandala) lebih rendah dari halaman tengah (di Bali disebut Jaba atau Madya Mandala), tidak seperti pura-pura lain di Bali yang biasanya memiliki halaman dalam/utama yang lebih tinggi dari halaman tengah.

Bangunan Suci dan Patung

Di dalam pura Alas Kedaton juga terdapat beberapa bangunan-bangunan suci (pelinggih), sebuah Lingga dan juga terdapat beberapa patung, diantaranya adalah:

  1. Patung Durga Mahisasura Mardhani yang memiliki 8 tangan dan berdiri di atas sebuah patung lembu, pada masing-masing tangan kanan nya dari atas ke bawah memegang Camara (penghalau lalat), Sara (panah), Pisau besar, dan memegang ekor lembu. Pada masing-masing tangan kiri nya dari atas ke bawah memegang Kadga, Busur panah, Trisula, dan Gadha.
  2. Patung Dewa Ganesha duduk di atas bunga Padma (lotus) dan 2 naga, pada tangan kanan nya memegang tasbih dan pada tangan kiri nya memegang kapak dan belalai, Patung Ganesha hanya memiliki satu taring (ekadanta).

Upacara (Piodalan)

Upacara Piodalan di Pura Alas Kedaton Temple Tabanan Bali
Upacara/Piodalan di Pura Alas Kedaton

Upacara (piodalan) di Pura Alas Kedaton jatuh pada hari Anggara Kasih Medangsia (Kalender Bali), 10 hari setelah raya Kuningan. Tidak seperti pura lainnya, keunikan lain yang dapat ditemui di pura ini adalah selama upacara berlangsung tidak menggunakan sarana dupa dan Kwangen selama persembahyangan. Demikian pula, penggunaan Penjor, pada saat upacara yang dilakukan di Pura Dalem Kahyangan Kedaton ini kita tidak akan menemukan Penjor seperti upacara yang dilakukan di pura lainnya di Bali dan ini juga merupakan sesuatu yang unik yang dapat kita jumpai di pura Alas Kedaton. Upacara harus selesai sebelum matahari terbenam karena mereka tidak diizinkan untuk menggunakan lampu karena menggunakan lampu sama juga diartikan menggunakan api. Pada saat upacara selesai, akan dilanjutkan dengan tradisi Ngerebeg. Ngerebeg berarti berlarian dengan tombak, dengan Tedung (payung tradisional Bali), dan beberapa cabang-cabang pohon yang berdaun. Semua orang bersorak dan berteriak dengan gembira untuk mengikuti tradisi ngerebeg ini.

Hutan Monyet/Kera

Hutan Monyet Alas Kedaton
Hutan Monyet Alas Kedaton, Bali

Pura Alas Kedaton terletak di tengah hutan yang dihuni oleh ribuan kera/monyet dan ratusan kelelawar besar (kalong). Monyet di hutan Kedaton sangat ramah dan sangat dekat dengan pengunjung karena mereka selalu memberinya makan dengan kacang-kacangan dan makanan ringan lainnya. Tetapi meskipun monyet nya ramah, pengunjung dihimbau agar tetap berhati-hati karena mereka juga bisa menyerang ketika mereka merasa terganggu. Hutan monyet/kera Alas Kedaton ini adalah salah satu hutan monyet yang terkenal di pulau Bali.

Pariwisata

Alas Kedaton adalah sebuah tempat wisata yang sangat terkenal di Bali, khususnya di Tabanan. Tempat ini akan dikunjungi oleh banyak wisatawan baik lokal maupun internasional, terutama pada hari libur. Pengunjung biasanya akan diantar oleh pemandu lokal yang tahu daerah sekitar hutan untuk melihat-lihat kawasan pura dan kawasan hutan sekitarnya. Tidak jauh dari lokasi objek wisata Alas Kedaton ini juga terdapat kios-kios yang menjual suvenir dan cinderamata, taman bermain untuk anak-anak, dan fasilitas lainnya untuk kenyamanan pengunjung sehingga tempat ini juga cocok sebagai liburan keluarga.

Peta

Lokasi dan peta Pura Alas Kedaton oleh Google Maps

Beberapa pura lainnya yang ada di Kabupaten Tabanan

Referensi : Alas Kedaton - Situs Resmi Kab. Tabanan
Permalink: Alas Kedaton: Pura Sakral Di Tengah Hutan Monyet/Kera Bali | Bali Glory

Wednesday, July 29, 2015

Ulun Danu Beratan: Pura Di Atas Danau Bratan Bedugul Bali

Pura Ulun Danu Beratan adalah sebuah tempat suci umat Hindu yang terletak di ujung danau Beratan, yang berada di kawasan wisata Bedugul, desa Candikuning, kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan, Bali. Dengan jarak tempuh kira-kira 56 km dari kota Denpasar dengan melewati jalan raya Denpasar - Singaraja, pura Ulun Danu Bratan adalah sebuah pura suci Hindu yang sangat terkenal di pulau Bali dan ketika air danau Bratan ini naik/pasang maka pura Ulun Danu akan terlihat seperti mengambang diatas air.

Sejarah Pura Ulun Danu Beratan Bedugul Bali

Sejarah pura Ulun Danu Bratan ini dapat diketahui berdasarkan data arkeologi dan data sejarah yang terdapat pada lontar babad Mengwi. Berdasarkan data arkeologi yang terdapat dan berlokasi pada halaman depan pura Ulun Danu Bedugul ini adalah terdapat peninggalan benda-benda bersejarah seperti sebuah Sarkofagus batu dan papan batu yang diperkirakan telah ada sejak zaman megalitikum, sekitar 500 tahun sebelum Masehi. Kedua artefak tersebut sampai sekarang diletakkan di halaman teras (babaturan) pura Ulun Danu. Dapat diperkirakan lokasi di Pura Ulun Danu Beratan ini telah digunakan sebagai tempat untuk mengadakan ritual sejak jaman tradisi megalitikum di pulau dewata.

Pura Ulun Danu Beratan/Bratan Bedugul, Bali
Foto credit: Alastair Dixon via Flickr

Berdasarkan dari Babad Mengwi, I Gusti Agung Putu sebagai pendiri dari kerajaan Mengwi telah mendirikan pura yang berada di ujung danau Beratan sebelum beliau mendirikan pura Taman Ayun, tidak dijelaskan dalam lontar babad Mengwi kapan tepat nya beliau mendirikan Pura Ulun Danu Beratan, tetapi dijelaskan tentang pendirian pura Taman Ayun dan upacaranya pada hari Anggara Kliwon Medangsia, tahun Çaka 1556 (tahun 1634 setelah Masehi). Berdasarkan dari deskripsi dari babad Mengwi tersebut diketahui pura Ulun Danu Bratan didirikan sebelum tahun Saka 1556 oleh Ulun Danu Beratan: Pura Di Atas Danau Bratan Bedugul Bali I Gusti Agung Putu. Sejak pendirian pura tersebut, kerajaan Mengwi menjadi tenteram dan sejahtera dan masyarakat pun menjuluki beliau "I Gusti Agung Sakti"

Komplek pura Ulun Danu Beratan terdiri dari 4 pura, diantaranya adalah:

Pura Lingga Petak, Pura Penataran Pucak Mangu, Pura Terate Bang, dan Pura Dalem Purwa yang digunakan untuk memuja Tuhan dalam bentuk Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa) untuk memohon anugerah kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan manusia dan untuk keseimbangan alam semesta.

Pura Ulun Danu Beratan Bedugul sangat terkenal dengan keindahannya yang menjadikan tempat ini sebagai tempat wisata favorit di pulau Bali. Tidak jauh dari lokasi pura terdapat beberapa akomodasi seperti hotel, villa, restoran untuk kenyamanan wisatawan, juga terdapat halaman parkir yang luas dan toko-toko suvenir untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang mengunjungi objek wisata pura Ulun Danu Beratan Bedugul ini. Tidak jauh dari objek wisata pura Ulun Danu juga terdapat tempat wisata menarik seperti Kebun Raya Bedugul dan pasar buah-buahan dan sayur-sayuran tradisional Bedugul.

Beberapa Pura lainnya yang ada di Kabupaten Tabanan:

Peta Pura Ulun Danu Bratan

Lokasi dan Peta Pura Ulun Danu Beratan Bedugul Bali oleh Google Maps

Permalink: Ulun Danu Beratan: Pura Di Atas Danau Bratan Bedugul Bali | Bali Glory

Friday, July 24, 2015

Taman Botani: Bedugul Kebun Raya Eka Karya Bali

Kebun Raya Bedugul atau juga disebut Kebun Raya Eka Karya Bali ini adalah sebuah kebun botani atau taman botani tropis yang luas dan besar di pulau dewata, berlokasi di kawasan wisata Bedugul, desa Candikuning, kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan, yang berada di bagian tengah pulau Bali kira-kira 56 km dari kota Denpasar. Kebun Raya Bedugul terletak pada ketinggian diantara 1250-1450 diatas permukaan laut, dengan luas kebun sekitar 157.5 hektar, temperatur pada siang hari antara 17-25° C dan pada malam hari antara 10-15° C dengan kelembaban dari 70-90%. Dikarenakan cuaca yang ada di kawasan kebun raya atau kawasan Bedugul pada umumnya sulit diprediksi maka dianjurkan bagi pengunjung untuk menyiapkan baju hangat, payung ataupun jas hujan sebelum mengunjungi objek wisata kebun raya Bedugul ini. Untuk mencapai lokasi Kebun Raya Eka Karya Bedugul dianjurkan menggunakan mobil, sepeda motor, taksi ataupun bus wisata karena untuk mencapai kebun raya bedugul dengan transportasi umum seperti angkot agak sulit karena jadwal yang sering berubah, selain kebun raya juga terdapat tempat wisata menarik lainnya yang masih dalam kawasan wisata Bedugul seperti objek wisata pura Ulun Danu Beratan, Danau Beratan dan pasar buah dan sayur-sayuran tradisional Bedugul.

Konten
Sejarah Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali
Video Kebun Raya Bedugul Bali
Peta Kebun Raya Bedugul Bali

Kebun Raya Eka Karya Bedugul Tabanan Bali, tempat wisata

Kebun raya Bedugul Bali adalah sebuah tempat yang unik di pulau dewata yang merupakan kombinasi sebagai tempat penelitian tumbuh-tumbuhan, konservasi, pembelajaran sekaligus sebagai tempat rekreasi. Disini kita bisa bersantai sambil menikmati keindahan dan kesegaran udara dari kawasan wisata kebun raya sekaligus kita dapat belajar kegunaan dari tumbuh-tumbuhan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari kita, selain bisa menikmati segarnya tumbuh-tumbuhan hutan hujan tropis (tropical rain forest) kita juga bisa menikmati keindahan dan kicauan burung-burung yang ada di sekitar kebun raya ini.

Sejarah Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali

Sejarah kebun raya Bedugul Bali dimulai dari ide dari Prof.Ir. Kusnoto Setyodiwiryo sebagai (Presiden dari Badan Pusat Penelitian Lingkungan) dan sekaligus sebagai kepala dari kebun-kebun raya di Indonesia, dan I Made Taman (Kepala Badan Konservasi Lingkungan dan Pelestarian) untuk membuat sebuah kebun raya di luar pulau Jawa, dalam hal ini adalah pulau Bali. Pendekatan kepada Pemerintah Provinsi Bali dimulai pada tahun 1955, sampai akhirnya pada tahun 1958 pihak berwenang di Bali secara resmi menawarkan kepada Dewan Pusat Penelitian Lingkungan untuk membangun Kebun Raya di Bali. Berdasarkan perjanjian tersebut, lokasi yang ditentukan dari Kebun Raya meliputi area seluas 50 hektar hutan dan reboisasi Candikuning berbatasan langsung dengan Cagar Alam Batukau. Tepat pada tanggal 15 Juli 1959 kebun raya "Eka Karya" Bali diresmikan oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo, sebagai realisasi dari keputusan Kepala Daerah Tingkat 1 Bali 19 Januari 1959 Nomor 19/E.3/2/4.

Video Kebun Raya Bedugul Bali

Nama dari kebun raya "Eka Karya" sendiri diusulkan oleh I Made Taman, "Eka" berarti satu dan "Karya" berarti Hasil Kerja. Jadi "Eka Karya" dapat diartikan sebagai kebun raya pertama yang merupakan hasil dari bangsa Indonesia sendiri setelah kemerdekaan Indonesia. Kebun raya ini dikhususkan untuk mengumpulkan gymnosperma (tanaman berdaun jarum) dari seluruh dunia karena jenis ini dapat tumbuh dengan baik di kebun raya. Banyak koleksi pertama yang diimpor dari Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas, antara lain Araucaria Bidwillii, Cupresus sempervirens dan Pinus Masoniana. Jenis-jenis tanaman yang asli dari daerah ini termasuk Podocarpus imbricatus dan Casuarina junghuhniana.

Kebun Raya Bedugul Bali
Foto credit: Amelia Rahman via Flickr

Sejak dibuka, pengembangan Kebun Raya Eka Karya Bedugul selalu memiliki situasi naik dan turun dalam pergantian manajemen, antara Dinas Kehutanan Provinsi Bali dan pengelola kebun raya itu sendiri. Kebun Raya Bedugul telah dikelola 2 kali oleh Dinas Kehutanan Provinsi Bali, pada 15 Juli 1959 - 16 Mei 1964. Dan setelah peristiwa G 30 S / PKI (1966-1975), pengelolaan kebun secara langsung dikelola oleh staf kebun raya itu sendiri selama 2 periode, sejak 16 Mei 1964 - Desember 1965 dan 1 April 1975 sampai sekarang.

Dari tahun 1964 hingga saat ini, kebun raya "Eka Karya" Bedugul Bali telah mengalami 11 kali perubahan dalam kepemimpinan dengan berbagai pembaharuan. Di bawah kepemimpinan I Gede Ranten, B.Sc. (1975 - 1977) kebun raya diperluas sampai 129,2 hektar. Ekspansi ini diresmikan oleh Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Prof.Dr.Ir. Tubagus Bachtiar Rifai pada 30 April 1976 dan ditandai dengan penanaman tanaman Chamae cyparis Obtusa.

Di bawah kepemimpinan Ir. Mustaid Siregar, M.Si (2001 - sekarang) kebun raya diperluas lagi menjadi 157,5 hektar. Liburan Bali, Akomodasi, Panduan Wisata Meskipun pada awal berdirinya ditujukan untuk konservasi tumbuhan konifer (gymnosperma), Kebun Raya Bedugul terletak di ketinggian 1250-1450 m di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 18-20° C dan kelembaban 70-90% ini adalah berkembang menjadi konservasi pegunungan tanaman tropis Indonesia timur. Status saat ini adalah Unit Pelaksana Teknis Botanical Garden Tanaman Balai Konservasi "Eka Karya" Bali (Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1019/M/2002, 12 Juni 2002) dan Tujuan Zona Khusus sebagai Pendidikan dan Penelitian Hutan untuk peruntukan kebun raya "Eka Karya" Bali (Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 252 Indonesia/Kpts-II/2003, 28 Juli 2003). Dengan koleksi ribuan tanaman yang tidak hanya dari Indonesia, Kebun Raya Eka Karya Bali adalah tempat yang cocok untuk penelitian, pendidikan dan pariwisata.

Bedugul Kebun Raya Eka Karya, Liburan di Bali, objek wisata, akomodasi

Lebih dari 2000 spesies tanaman yang diawetkan di kebun raya Bedugul, diantaranya adalah merupakan tanaman dari daerah pegunungan dari Indonesia timur seperti: Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tanaman yang baru telah diperoleh dari pembibitan komersial, arboreta, dari kebun raya lainnya dan juga dari program pemuliaan tanaman dan pengumpulan ekspedisi.

Empat fungsi utama dari kebun raya Bedugul Bali adalah:

  1. Eksplorasi, Inventarisasi dan Penelitian
  2. Konservasi
  3. Rekreasi
  4. Pendidikan

Lembaga ini menawarkan sejumlah jasa ilmiah dan fasilitas untuk mendukung penelitian tanaman dan konservasi, termasuk herbarium, bank benih, perpustakaan, rumah kaca, pembibitan, dan basis data tanaman.

Peta Kebun Raya Bedugul Bali

Lokasi dan peta Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali oleh Google Maps

Referensi : Situs Resmi Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali
Permalink: Taman Botani: Bedugul Kebun Raya Eka Karya Bali | Bali Glory

Friday, July 17, 2015

Danau Beratan: Tempat Wisata Danau Bratan Bedugul Bali

Danau Beratan atau juga disebut Danu Bratan terletak di kawasan Bedugul, desa Candikuning, kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan, Bali. Kurang lebih 55 km dari kota Denpasar, Danau Bratan terletak di ketinggian ± 1240 m diatas permukaan laut, temperatur di kawasan danau Beratan (area Bedugul) kurang lebih 18° C pada malam hari dan ± 24° C pada siang hari. Danau Beratan mempunyai luas kira-kira 375.6 hektar dengan kedalaman antara 22-48 meter dengan luas keliling kurang lebih 12 km. Danau Bratan adalah danau terluas dan terbesar kedua setelah danau Batur di Bali, yang berfungsi sangat penting sebagai sumber utama irigasi pada daerah yang berada di bagian tengah pulau Bali.

Danau Beratan (Bratan), Bedugul Tabanan Bali
Foto credit: Tanti Ruwani via Flickr

Danau Beratan adalah salah satu dari 20 danau terbaik dan terindah di dunia Liburan Bali, Akomodasi, Panduan Wisata (The World's 20 Most Beautiful Lake, sumber: www.huffingtonpost.com). Danu Bratan sangat dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata terbaik yang dikunjungi oleh ribuan wisatawan mancanegara maupun domestik, segarnya udara pegunungan dengan pemandangan danau, pura dan gunung yang indah dan jauh dari kebisingan kota membuat tempat ini menjadi tempat wisata favorit dan objek wisata yang direkomendasikan untuk dikunjungi selama liburan di pulau dewata. Di kawasan danau juga difasilitasi dengan akomodasi yang memadai seperti hotel, villa, restoran untuk kenyamanan pengunjung. Bagi anda yang suka dengan wisata air, di kawasan danau Beratan juga terdapat permainan air seperti parasailing, bermain kano ataupun jetski. Pada bagian timur dari danau Bratan terdapat sebuah gunung yang disebut gunung Catur (orang Bali menyebutnya Pucak Mangu) sebagai tempat yang sangat bagus untuk hiking, dan tidak jauh dari kawasan danau juga terdapat tempat wisata yang menarik lainnya seperti kebun raya Eka Karya Bedugul, pasar buah dan sayur-sayuran Bedugul, dan ada juga danau Buyan dan danau Tamblingan.

Pura Ulun Danu di Danau Beratan

pura Ulun Danu Bratan - Beratan Bedugul Tabanan Bali, tempat wisata
Foto credit: Daniel Rubio via Flickr

Pura Ulun Danu terletak di bagian ujung dari danau Beratan, pura Ulun Danu Beratan dibangun sekitar awal dari abad ke-17, yang dijadikan sebagai pura Subak (Subak: sistem irigasi di Bali) dan pura Ulun Danu dibangun untuk memuja Dewi Danu (Dewi air / Dewi kesuburan). Pura Ulun Danu Bratan memiliki pemandangan yang sangat indah ketika di pagi hari disaat matahari terbit dan kabut menyelimuti bagian dari gunung, dan pantulan bayangan dari pura Ulun Danu terlihat sangat menakjubkan dari permukaan air danau Beratan sehingga momen ini sangat di sukai oleh para turis dan para fotografer yang ingin mengabadikan keindahan dari pura Ulun Danu ini.

Peta Danau Bratan

Lokasi dan Peta danau Beratan/Bratan Bedugul Bali oleh Google Maps

Permalink: Danau Beratan: Tempat Wisata Danau Bratan Bedugul Bali | Bali Glory

Thursday, July 9, 2015

Bedugul: Tempat & Obyek Wisata Menarik di Bedugul Bali

Bedugul adalah sebuah daerah atau kawasan wisata yang terletak di desa Candikuning, kecamatan Bedugul, kabupaten Tabanan. Terletak kira-kira 54 km dari kota Denpasar, Bedugul adalah sebuah daerah pegunungan yang mempunyai udara yang sejuk dengan pemandangan yang indah dari danau Beratan/Bratan yang membuat daerah ini menjadi tempat wisata yang menarik dan terkenal yang wajib dikunjungi di Bali dan salah satu tujuan wisata yang terbaik di pulau Dewata yang dikunjungi oleh ribuan wisatawan baik lokal maupun internasional. Objek wisata Bedugul juga di fasilitasi oleh beberapa akomodasi yang memadai seperti hotel, villa, restoran dan juga terdapat wisata air di kawasan danau Bratan seperti bermain kano, jetski, ataupun parasailing. Bedugul terletak di ketinggian ± 1240 m diatas permukaan laut, dan mempunyai temperatur ± 18° c pada malam hari dan ± 24° c pada siang hari.

Objek Wisata di Bedugul Bali
Danau Beratan/Bratan Bedugul
Pura Ulun Danu Beratan Bedugul
Kebun Raya Eka Karya Bedugul
Pasar Buah dan Sayur-sayuran Tradisional di Desa Candi Kuning Bedugul
Peta Bedugul

Danau Beratan/Bratan Bedugul

Danau Bratan/Beratan yang terletak di Bedugul adalah danau terbesar kedua setelah danau Batur di Bali, Danau Beratan adalah sumber air yang sangat penting di daerah Bali sebagai sumber air utama dari irigasi yang ada di daerah Bali bagian tengah, luas danau Bratan kurang lebih 375.6 hektar yang mempunyai kedalaman kurang lebih 22-48 m dan luas keliling sekitar 12 km.

Danau Beratan - Bratan
Danau Beratan Bedugul Bali

Pura Ulun Danu Beratan Bedugul

Pura Ulun Danu Bratan terletak di ujung danau Beratan, pura Ulun Danu dibangun pada awal abad ke-17 dan dijadikan sebagai pura Subak (Subak: sistem irigasi di Bali), Liburan Bali, Akomodasi, Panduan Wisata pura Ulun Danu dibangun untuk memuja Dewi Danu (Dewi air/Dewi dari kesuburan).

Pura Ulun Danu Bratan Bedugul
Foto credit: Alastair Dixon via Flickr

Kebun Raya Eka Karya Bedugul

Kebun Raya Eka Karya Bedugul adalah sebuah tempat yang unik yang ada di daerah Bedugul, sebagai tempat penelitian tumbuh-tumbuhan, konservasi, edukasi dan sekaligus menjadi tempat rekreasi dan berlibur. Lebih dari 2000 jenis tumbuh-tumbuhan terdapat di kebun raya Bedugul ini, sebuah tempat dimana kita bisa bersantai menikmati keindahan dan kedamaian sekaligus kita bisa belajar tentang kegunaan tumbuh-tumbuhan.

Kebun Raya Bedugul
Foto credit: Amelia Rahman via Flickr

Pasar Buah dan Sayur-sayuran Tradisional di Desa Candi Kuning Bedugul

Ketika berlibur di Bedugul, jangan lupa untuk mengunjungi pasar tradisional yang menjual buah-buahan dan sayur-sayuran yang terletak di desa Candikuning, pasar tradisional Candikuning terletak disebelah patung jagung besar di antara jalan menuju Kebun raya dan danau Beratan.

Pasar Tradisional Buah dan Sayuran Candikuning Bedugul
Pasar Tradisional Candikuning Bedugul

Terdapat banyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar yang dijual disini dan juga banyak dijual rempah-rempah untuk keperluan dapur. Toko-toko dan kios-kios disini menjual buah-buahan dan sayuran yang hanya tumbuh di tempat dengan iklim yang sejuk dan segar di daerah tropis seperti Bedugul. Kita bisa menemukan banyak buah-buahan tropis seperti pepaya, pisang, rambutan, manggis, strawberry dan banyak lagi yang lainnya. Berbagai macam rempah-rempah seperti cengkeh, pala, merica, dan kunyit juga bisa ditemukan di sini. Dan bagi mereka yang suka tanaman hias, pasar Bedugul menawarkan banyak anggrek, tanaman dedaunan, bunga mawar, kembang sepatu dan begionas.

Peta Bedugul

Lokasi dan peta Bedugul Bali oleh Google Maps.

Permalink: Bedugul: Tempat & Obyek Wisata Menarik di Bedugul Bali | Bali Glory